Thursday, October 25, 2012

WHY TO MOVE

Mengapa karyawan meninggalkan perusahaan -atau paling tidak, sering ngedumel?
Berikut ini petikan dari buku Haris Priyatna yang berjudul Azim Premji ("Bill Gates" dari India); terbitan Mizania - 2007.

Azim Premji adalah milyuner muslim dari India yang telah menyulap WIPRO dari sebuah perusahaan minyak goreng menjadi konglomerasi perusahaan dengan salah satunya adalah WIPRO TECHNOLOGIES yang merupakan ikon kebangkitan dari industri teknologi informatika di India. Dia urutan ke-21 orang terkaya dunia versi Forbes 2007. Azim dikenal sebagai milyuner yang bergaya hidup sederhana.

Berikut ini pandangan Premji tentang mengapa karyawan betah dan tidak betah dalam perusahaan. Wipro sendiri memiliki tingkat turn-over (kepindahan) karyawan yang sangat rendah, padahal gajinya tidak lebih tinggi dibandingkan perusahaan sejenis seperti INFOSYS atau TCS.

MENGAPA KARYAWAN MENINGGALKAN PERUSAHAAN?

Banyak perusahaan yang mengalami persoalan tingginya tingkat pergantian karyawannya. Betapa orang mudah masuk-keluar perusahaan itu. Orang meninggalkan perusahaan untuk gaji yang lebih besar, karier yang lebih menjanjikan, lingkungan kerja yang lebih nyaman, atau sekedar alasan pribadi lainnya. Tulisan ini mencoba menjelaskan persoalan ini.


Belum lama ini, Sanjay, seorang teman lama yang merupakan desainer software senior, mendapatkan tawaran dari sebuah perusahaan internasional prestisius untuk bekerja di cabang operasinya di India sebagai pengembang software. Dia tergetar oleh tawaran itu. Sanjay telah mendengar banyak tentang CEO perusahaan tersebut, pria kharismatik yang sering dikutip di berita-berita bisnis karena sikap visioner-nya. Gajinya hebat. Perusahaan itu memiliki kebijakan SDM ramah karyawan yang bagus, kantor yang masih baru, dan teknologi mutakhir, bahkan sebuah kantin yang menyediakan makanan lezat.

Sanjay segera menerima tawaran itu. Dua kali dia dikirim ke luar negeri untuk pelatihan. "Saya sekarang menguasai pengetahuan yang paling baru," katanya tak lama setelah bergabung. Ini betul-betul pekerjaan yang hebat dengan teknologi mutakhir. Ternyata, kurang dari delapan bulan setelah dia bergabung, Sanjay keluar dari pekerjaan itu. Dia tidak punya tawaran lain ditangannya, tetapi dia mengatakan tidak bisa bekerja di perusahaan itu lagi. Beberapa orang lain di departemennya juga berhenti baru-baru ini.

Sang CEO pusing terhadap tingginya tingkat pergantian karyawan. Dia pusing akan uang yang dia habiskan dalam melatih mereka. Dia bingung karena tidak tahu apa yang terjadi. Mengapa karyawan berbakat ini pergi walaupun gajinya besar? Sanjay berhenti untuk satu alasan yang sama mendorong banyak orang berbakat lainnya juga pergi. Jawabannya terletak pada salah satu penelitian terbesar yang dilakukan oleh GALLUP ORGANIZATION. Penelitian ini mensurvei lebih dari satu juta karyawan dan delapan puluh ribu manajer, lalu dipublikasikan dalam sebuah buku berjudul "FIRST BREAK ALL THE RULES".

Dan penemuan didapat, menyebutkan :

" Jika orang-orang yang bagus dan berbakat meninggalkan perusahaan, maka lihatlah atasan langsung/tertinggi di departemen/perusahaan mereka. Lebih dari alasan apapun, dia adalah alasan orang bertahan dan berkembang dalam perusahaan, dan dia juga adalah alasan mengapa mereka berhenti atau pindah - yang membawa pengetahuan, pengalaman dan relasi bersama mereka (biasanya malah ke perusahaan pesaing). Orang meninggalkan manajer/direktur bukan perusahaan."

Begitulah seperti yang ditulis oleh Marcus Buckingham dan Curt Hoffman - penulis buku First Break All The Rules.

Labels: , , , , ,

0 Comments:

Post a Comment

Subscribe to Post Comments [Atom]

<< Home