Sunday, March 25, 2012

Mengenal Temperamen (Types of Temperaments)

Satu kalimat yang seringkali disebut-sebut jika merasa galau dikalangan anak muda khususnya, yaitu bête. Apakah bête itu? Eh, ternyata bête sendiri memiliki grammar (tata bahasa) yang dikenali oleh bahasa asing, entah grammar-nya mana, tapi bête disini, dikalangan anak muda Indonesia berarti –atau sering diartikan bad temperament. Walaupun hanya sekedar rasa galau atau gundah gulana yang dirasakan, tapi tampaknya bête disini agak keliru ya jika diaplikasikan untuk pernyataan rasa yang seperti itu. 

Hipocrates sering disebut-sebut sebagai "Bapak Ilmu Pengobatan". Perhatiannya terhadap ciri-ciri temperamen menarik perhatian, sebab pentingnya ‘bab perkara’ ini agak diabaikan dalam dunia psikologi masa kini. Beliau membedakan adanya 4 temperamen, yaitu:

1.    SANGUIN
Temperamen yang selalu riang penuh harapan, tetapi menganggap segala sesuatu yang dihadapi adalah amat penting, tetapi segera dilupakannya sama sekali sesaat kemudian. Pribadi dengan temperamen tipe ini ingin menepati janjinya, tetapi gagal melakukannya, sebab ia tidak cukup minat untuk membantu orang lain. Ia adalah penghutang yang buruk, yang terus-menerus minta waktu untuk membayar (ciri-cirinya masa kini, adalah penghutang yang selalu bilang “tar-sok” alias “ntar besok” saat ditagih). Namun juga ia adalah yang amat luwes, pandai bergaul atau supel dan periang.

2.    MELANKOLIK
Pribadi yang menganggap segala sesuatu amat penting. Disegala tempat mereka menemukan alasan untuk merasa khawatir, dan yang pertama kali mereka perhatikan dari suatu keadaan ialah kesulitan-kesulitannya. Ini dilakukan tidak berdasar atas pertimbangan moral/akhlak, tapi karena pergaulan dengan orang lain. Membuat ia merasa khawatir, berprasangka dan selalu sibuk berpikir, justru karena inilah maka rasa bahagia agaknya menjauh.

3.    KOLERIK
Pribadi yang berkepala panas, mudah sekali dibangkitkan amarahnya tetapi mudah pula menjadi tenang jika lawan yang dihadapi mengaku kalah. Ia orang sibuk tapi tidak suka berada ditengah-tengah kesibukan usaha, sebab ia tidaklah tabah. Ia memilih untuk memberikan perintah-perintah tetapi tidak mau juga diganggu dengan melaksanakan perintah-perintah itu. Ia suka dipuji dimuka umum, menyukai penampilan, kemegahan dan formalitas. Ia penuh kebanggaan dan cinta diri sendiri (narsis.com). Ia kikir tapi sopan. Ia dapat sakit hati luar biasa jika orang lain berpura-pura ikut peduli terhadap masalahnya.

4.    FLEGMATIK
Pribadi yang tidak ada gairah, bukan pula kelemahan, mengatakan tidak langsung kecondongan untuk tidak mudah dan tidak cepat terkena pengaruh. Orang seperti ini lambat menjadi hangat tapi jika sudah hangat akan bertahan lama (apa kayak mesin motor Honda ya?) Ia bertindak atas dasar keyakinan, bukan berdasar dorongan nalurinya. Temperamen yang cerah, kebijaksanaannya dan kecerdikannya ada dalam dirinya. Ia bertindak layak dalam bergaul dengan orang lain, biasanya ia dapat maju karena kegigihannya dalam mencapai target-sasaran yang dikehendakinya. Sementara itu, ia hanya bergaya seakan-akan memberi jalan untuk orang lain.

Tipikal yang berkaitan dengan bakat atau pembawaan yang pas bagi masing-masing temperamen:

1.    SANGUIN
·         Bakat: actor, pedagang, pembicara (moderator, motivator, MC)
·         Minus: lemah kemauan, tak tenang, tak disiplin, gelisah, tak dapat diandalkan, egosentris, bising dan berlebih-lebihan.
·         Plus: pandai bicara, ramah, suka bergaul/supel, bersemangat, cakap, hangat, welas asih dan periang.

2.    MELANKOLIK
·         Bakat: seniman, musisi, pencipta/creator, ahli filsafat, maha guru/professor.
·         Minus: egosentris, pemurung, bersifat negative, teoristis, tak praktis, tak ramah, suka mencela & pendendam.
·         Plus: kental bakat,  cermat, peka, perfeksionis, suka keindahan, idealistis dan setia.

3.    KOLERIK
·         Bakat: produser/produsen, pemborong/contractor, direktur/manager.
·         Minus: pemarah, bisa dibilang dzolim, sarkatis, menguasai/tiran, acuh, bangga dan puas diri, tak berperasaan/dingin & licik.
·         Plus: berkemauan keras, tekun, berjiwa bebas, optimis, praktis, produktif, tegas dan berbakat pemimpin.

4.    FLEGMATIK
·         Bakat: diplomat, akuntan, guru, ahli teknik.
·         Minus: kikir, penakut, tidak tegas, penonton, suka melindungi diri sendiri dan individualistis.
·         Plus: tenang, lembut hati, dapat diandalkan, efisien, konservatif, praktis dan berbakat memimpin.

Ada satu tipe temperamen yang baru ditemukan oleh pendiri NCCA (Drs. Richard & Phyllis Arno) pada tahun 1994, yakni SUPINE. Disaat menganalisa beragam temperamen, mereka menemukan bahwa ada sebuah area dimana tidak termasuk yang manapun diantara 4 temperamen yang sudah dikenal luas di dunia.

SUPINE
Adalah tipe yang ‘eksis’ karena ketidakmampuan atau ketidakbersediaan untuk mengungkapkan atau mengekspresikan kebutuhan mereka (para Supinis *salah ngga ya ngasih nama?), dimana kebanyakan Supinis gagal menyatu dalam hal kasih-sayang. Sementara mereka tampak tenang dan kalem, tetapi kenyataannya mereka benar-benar membutuhkan banyak sekali kedekatan, kasih-sayang secara intim, cinta dan perhatian. Karena mereka hampir menganggap hal tersebut mustahil untuk benar-benar mengekspresikannya sendiri, mereka benar-benar tidak dapat mengkomunikasikan kebutuhannya. Gambarannya bagaikan seorang terpenjara yang terjerat dan tercekik -mungkin seperti itulah kurang-lebihnya keadaan dari seorang Supine dalam hal kasih-sayang.

Namun, jika seorang Supine dalam hal kasih-sayang sudah benar-benar merasa dekat, hubungan pribadi, mereka dapat merespon dan membalikkan bentuk ekspresi dari perhatian mereka kepada orang lain. Mereka dapat setia secara intens, menghasilkan sebuah kemutlakan, dan keyakinan yang teguh. Tidak ada temperamen lainnya yang semacam ini jika tentang intensitas kesetiaan. Mereka bisa saja emosionil, mudah menangis dan merasakan kasih-sayang yang begitu dalam tapi sulit untuk mengutarakan atau menunjukkannya. Mereka menginginkan kejujuran dan keterbukaan dalam hubungan erat, mereka juga merasakan bahwa mereka membutuhkan perhatian tapi sulit untuk menemukan cara menyampaikannya.
Untuk tipe Supine, profesi yang cocok untuk mereka adalah situasi kerja atau karir dimana terdapat banyak kontak antar manusia, tapi juga tidak banyak diperlukan pengambilan keputusan atau tanggungjawab dalam memilih pilihan yang berat.

Contohnya seperti: konsuler (penasehat), opsir polisi, pekerja social, ahli terapi (pijat & fisik), ajudan perawat, pelatih atau guru. Rata-rata pekerja dengan tipikal Supine akan menghargai pujian dan pengakuan melalui penghargaan atau hadiah bersifat ‘nominal’.

Labels: , ,

0 Comments:

Post a Comment

Subscribe to Post Comments [Atom]

<< Home