Hakikatnya,
penawaran-penawaran selalu ada dalam hidup ini, dalam bentuk apapun yang
beragam. Contohnya Pembaca menawarkan secangkir kopi kepada seseorang,
menawarkan jasa skill Pembaca (melamar pekerjaan), penawaran sebuah rencana
bisnis, penawaran untuk sebuah perkenalan dengan seseorang lainnya yang menarik
bagi Pembaca (memikat lawan jenis), dan banyak lainnya.
Sekarang…
seberapa sering Pembaca menerima penolakan terhadap penawaran-penawaran seperti
contoh tersebut atau dalam bentuk lainnya? Sudahkah Pembaca memahami bahwa
sebenarnya hal tersebut bisa dihindari – paling tidak diminimalisir? Nah,
berikut tips untuk Pembaca dalam meminimalisir penolakan terhadap
penawaran-penawaran yang mungkin Pembaca akan lakukan – mungkin sudah pernah
Pembaca terapkan juga atau bahkan belum pernah ngeh sama sekali alias ora
mudeng… Ok, just let’s get it on! Oya, semoga bermanfaat ya…and don’t forget to
leave your comment or shout over here!
Pernah
atau masih ingatkah dengan sebuah cuplikan kalimat dari media iklan produk
perfume yang bunyinya, “Kesan pertama begitu menggoda… selanjutnya terserah
Anda”? Nah, jadi kuncinya ada pada PERNYATAAN AWAL Pembaca!
Jika
pernyataan awal dilakukan dengan baik dan bagus, maka mereka akan bersama
Pembaca! Mereka akan sulit menemukan alasan untuk tidak setuju dengan penawaran
yang Pembaca berikan. Dan sebaliknya, jika pernyataan awalnya buruk atau payah,
walau sebagus apapun presentasi yang dilakukan, bisa dijamin tidak akan
membuahkan hasil yang diharapkan. So, Pembaca harus berhasil dalam pernyataan
awal untuk mendapatkan perhatian mereka lalu Pembaca akan memiliki pendengar.
Sekarang
yang perlu Pembaca ketahui adalah bagaimana membuat pernyataan yang "BEBAS PENOLAKAN" dalam suatu percakapan dengan tujuan menawarkan sesuatu apapun itu.
Prinsipnya,
ambillah kontrol atau kendali terhadap percakapan… Pembaca harus tidak setuju
atau berlawanan dengan lawan bicara. Dengan kata lain, tidak ada percakapan
kecuali ketidak-setujuan. Karena jika setiap orang setuju –jika Pembaca bicara
dan mereka setuju, mereka akan memasukkan tangan mereka ke saku celana sambil
berkata, “Uh ah, uh duh, uh huh”. Hehehe… life is such a suck, huh?
Perhatikan
contoh berikut ini:
Bayangkan
saya adalah teman Pembaca dan kita sedang duduk berdua berhadapan.
Pembaca
melihat kepada saya dan mengatakan, “Hey Buddy, pekerjaanmu tidak bagus,
pekerjaan yang jelek. Kamu perlu kesempatan hebat untuk berbisnis dengan saya.”
Sekarang,
untuk mengambil-alih percakapan itu, saya harus tidak setuju. Jadi apa yang
akan saya pikirkan adalah saya harus mempertahankannya dengan mengatakan bahwa
pekerjaan saya hebat. Saya harus mengatakannya seperti ini: “Tidak juga, ini
pekerjaan bagus. Saya tahu saya hanya bekerja sehari seminggu, tapi tahukah
Anda, jika saya sakit pada hari itu, saya bisa libur seminggu penuh.”
Sekarang
itu kedengarannya seperti seseorang yang mencintai pekerjaan mereka? Ya.
Setelah pernyataan awal yang buruk itu, sebaik apapun Pembaca melakukan
presentasi untuk menawarkan suatu bisnis, Pembaca akan ditolak!
Tapi
jika Pembaca memahami “Prinsip Tidak Setuju”, Pembaca akan mengatakan, “Hey
Buddy, saya yakin kamu punya pekerjaan yang enak. Kamu hanya perlu bekerja
sehari seminggu. Kamu punya banyak waktu luang. Itu pasti menyenangkan bahkan
kamu tidak perlu membayar banyak pajak.”
Sekarang,
supaya saya bisa berpartisipasi, saya harus tidak setuju.
Saya
harus mengatakan seperti ini: “Tidak, tidak begitu bagus. Saya hanya bekerja
sehari seminggu. Saya tidak mendapatkan begitu banyak uang untuk beli makan.
Itu tidak menyenangkan. Saya harap saya punya kesempatan yang lebih baik.”
Apakah
kedengarannya seperti orang yang mencintai pekerjaan? Tidak.
Kedengarannya
seperti orang yang membutuhkan kesempatan? Ya.
Pernyataan
awal Anda baik, saya akan setuju dengan Anda, mungkin penawaran bisnis Anda
tidak akan saya tolak mentah-mentah.
Dua
contoh tersebut pada orang yang sama. Tapi hanya apa yang Pembaca katakan dan
apa yang Pembaca lakukan, itu membuat saya menjadi pendengar yang baik untuk
penawaran Pembaca atau tidak. Jadi ketika kita mendapati orang dan kita
berkata, kita punya kesempatan baik itu, hal ini cukup hebat. Apa yang akan
mereka katakan supaya mereka tetap berpartisipasi? Mereka harus setuju.
Hebat,
bukan? Ketika kita tahu, hal itu bekerja dengan baik, hidup akan terasa lebih
mudah. Dan setelah kita mempelajarinya, kita dapat membuat penawaran apapun
hampir bebas penolakan.
Mengerti
bahwa kebanyakan orang selalu ingin tidak setuju. Yang harus Pembaca lakukan
adalah membayangkan jawaban seperti apa yang Pembaca inginkan dari mereka.
Kedengarannya cukup mudah, tapi bagaimana hal itu bekerja atau berhasil di
dunia nyata (praktiknya), jangan salahkan siapapun termasuk saya. Saya tidak
menciptakan itu, saya hanya memberitahunya.
Kembangkan
saja prinsip ini dengan kreatifitas Pembaca..! bahkan mungkin Pembaca akan
lebih baik dalam menawarkan cinta Pembaca..!
Selain
fokus pada pernyataan awal, kunci lainnya adalah dengan PERTANYAAN YANG TEPAT.
Contoh
‘kasus’ yang terbukti sukses seperti dibawah ini:
1. Pembaca adalah
seorang mekanik bengkel mobil, dan ingin pelanggan Pembaca supaya bersedia
mengganti oli-nya. Pembaca harus tahu jika kalimat seperti ini tidak berguna,
“Dapatkah saya periksa oli Anda?” –karena pertanyaan itu lebih mudah dijawab
dengan “Tidak”. Tapi akan menjadi berhasil sesuai keinginan jika pertanyaannya
seperti ini, “Apakah volume oli Anda pada level aman?” –pertanyaan ini berhasil
sesuai keinginan hingga 58% setiap kali dipraktekkan, sisanya tidak berhasil
karena memang belum saatnya oli diganti, kecuali Pembaca beritikad tidak jujur
demi mencapai keinginan…hehehe…
2. Jika Pembaca
adalah seorang pelayan di sebuah café, janganlah menawarkan seperti ini, “Boleh
ya, pesan minuman apa?” karena akan sederhana dijawab, “Orange Juice”. Tapi,
jika Pembaca tawarkan begini, “Apakah Anda mau pesan orange juice atau lemon
tea bersama makan siang Anda?” –pertanyaan seperti itu malah tidak hanya akan dijawab
dengan satu macam pesanan, tapi bisa menggandakan pesanan. Atau bisa juga
dengan, “Porsi besar atau kecil?” –biasanya akan dijawab “Porsi kecil saja”;
terbukti 7 dari 10 orang akan mengatakan “Ya”.
Jadi
intinya, Pembaca harus pintar-pintar membuat pertanyaan yang tepat sehingga
orang lain akan setuju dengan apa yang akan Pembaca tawarkan.
Trik
lainnya, berikan “elemen dahsyat” dalam penawaran yang Pembaca lakukan seperti
contoh berikut:
1. Tanyakan pertanyaan
yang menembus pertentangan mental lawan bicara Pembaca, yaitu pertanyaan yang
menghindari lawan bicara mengatakan, “So what gitu lho..!?”
Contoh: “Apakah Anda termasuk pribadi yang selalu
dahaga akan ilmu pengetahuan atau memerlukan inspirasi dalam bidang seni grafis
digital? Jika ya, coba Anda kunjungi arta-lapak.blogspot.com untuk mendapat
berbagai info dan inspirasi.”
Dengan contoh pertanyaan seperti itu, dan
banyaknya (mungkin) orang yang membutuhkannya, akan sulit untuk menjawab, “Saya
tidak peduli! Saya tidak merasakan perlu dengan hal-hal semacam itu!” - secara
mental seseorang khawatir untuk tertinggal akan informasi-informasi yang
penting dan malah mungkin sedang kebingungan karena ‘kekeringan’ inspirasi.
2. Mengemas
kata-kata untuk memberikan pilihan antara sesuatu dengan sesuatu, bukan sesuatu
dengan tidak ada. Seperti pada contoh “Orange Juice atau Lemon Tea”.
Dengan PERTANYAAN YANG TEPAT, Pembaca akan
mendapat jawaban yang Pembaca inginkan.
Check this out as well..!
Pertanyaan ini akan cocok untuk Pembaca yang ingin
menawarkan sesuatu secara basa-basi –maksudnya jika Pembaca tidak ingin
direpotkan oleh teman yang sedang mampir ke rumah tapi Pembaca harus menyuguhkan
sesuatu (sebagai tuan rumah yang baik), begini pertanyaannya yang TEPAT:
“Mau makan nggak?” Pertanyaan seperti itu lebih
sering dijawab “Ngga usah!” –bisa karena dia merasa sungkan atau kecuali jika
dia benar-benar lapar… ini dilakukan jika Pembaca sebenarnya memang tidak
menginginkan menyuguhkan sesuatu, hehehe…
Tapi jika Pembaca memang serius untuk menyuguhkan
sesuatu pada dia (entah dia itu penting atau ada maksud lainnya… whatever..!),
maka pertanyaan yang tepatnya begini:
“Mau makan atau mau ngemil?”
Setidaknya, tamu Pembaca tersebut akan menjawab,
“Ngemil boleh juga tuh!”
Contoh lain, saat kita hendak menawarkan makanan (dimana kita tidak ingin si penerima menolaknya.. mungkin karena kita menandakan hormat atau sayang kepadanya), maka kita bisa menyampaikan bahasanya begini:
"Saya tidak sanggup menghabiskan makanan ini sendiri, karenanya bantulah saya menghabiskannya bersama"
..maka orang yang akan kita ajak makan bersama tersebut akan sulit untuk menolaknya (terkecuali faktor lain seperti antipati terhadap jenis makanan yang ditawarkan)
3. SENSE OF HUMOR
Kayaknya yang satu ini khusus untuk lelaki saja
ya? Ya bukan larangan, hanya perumpamaan contoh yang dibuat adalah lelaki.
Trik ini cukup membantu para lelaki (terlepas
apakah dia playboy cap kacang ijo atau buaya darat atau gentleman!) karena
memuat cara mengatasi atau meminimalisir resiko penolakan dari seorang
perempuan untuk diajak berkenalan.
Prinsipnya adalah: kalau seorang pria bisa membuat
wanita tertawa, pria itu mungkin bisa membuatnya bersedia melakukan apa saja.
‘Contoh kasus’nya begini…
Ada seorang pria mendekati seorang wanita di
sebuah café, dan menawarkannya minuman tapi wanita itu menolaknya. Lalu pria
itu mengajak berdansa, dan jawabannya tetap tak bergeming. Akhirnya si pria itu
bertanya, “Kalau begitu, bolehkah saya berdiri disini saja?” Wanita itu
akhirnya tertawa dan akhirnya ia memberitahukan nama bahkan nomor
handphone-nya.
Pembaca ngga percaya? Buktikan sendiri..!
Oya, ada juga ‘eksperimen’ begini oleh seorang
pria… Dia melakukan eksperimennya kepada seorang wanita untuk mengajaknya
berkenalan, dan dia lakukan dengan mengirim SMS yang ‘biasa’. Wanita itu tidak
membalasnya. Lalu pria itu mengirimkan lagi SMS isinya:
“Sy pgn kenal sm kmu,tp sy sy ga tau apa yg hrs sy
lakuin. Jd sy krm SMS ini, boleh kenalan? Klo ga boleh, gpp. Tp boleh sy
melamun disni aja sndirian?”
Setelah itu, pria itu benar-benar menerima balasan
SMS yang menggembirakan dari wanita yang diharapkannya!
For Boys, you can try this at home! Kalian mungkin
akan terkejut meski mungkin hasilnya berbeda, but there’s nothing wrong to give it a shot… ‘coz you’ll never know until you try…! Good luck!
Nah,
begitu lah… saya tahu Pembaca bisa lebih kreatif lagi untuk jawaban yang
Pembaca inginkan atau berimprovisasilah… dengan tehnik yang tepat, maka Pembaca
bisa meminimalisir resiko penolakan!